http://tulisandila.wordpress.com |
Semerbak wangi bunga setaman berpagut dengan melati suci
menemani angin dini hari yang mengalun berirama menyusuri ribuan pusara yang
terdiam di tengah keremangan. Derap langkah pasukan ditingkahi oleh langkah
kaki kesendirian yang bergegas menapak tanjakan batu dalam kekhusukan. Tidak lupa
memberikan tanda hormat seiring raga memasuki wilayah peristirahatan terakhir
sang pahlawan kusuma bangsa.
Seiring waktu berjalan yang memeluk tengah malam yang cerah
nan sendu ini, lampu penerangan pun dimatikan serta terompet penghormatan
melengking memecah kesunyian membelah langit tuk membuka dan melancarkan doa yang
terpanjat serta nuansa perenungan bagi raga kehidupan dalam barisan kesunyian
nan panjang dan beraneka kepentingan.
Penghormatan telah dikumandangkan, hening ciptapun mengalun menyusuri
selisik malam dan menyesaki lorong waktu kemegahan melenggang dalam hamparan
jiwa kepahlawanan heroisme dan cinta tanah air di bumi cikutra yang terpaku
menjadi saksi bisu dan menjadi garda terakhir tempat bersemayam jiwa yang
tenang, para pahlawan kusuma bangsa.
Langkah berat terasa menggelayut dikala kaki melangkah
meninggalkan semua pengorbanan mereka, karena semangat jiwa kepahlawanan
sekarang menjadi tanggungjawab kita untuk diwujudkan dalam kehidupan senyatanya
dalam desah nafas pengabdian dan sorotan mata kepedulian serta uluran tangan
keihklasan dalam membantu sesama anak bangsa serta menuai bijih kebajikan
dimanapun dan kapanpun demi tegaknya kehormatan bangsa dan Negara di masa yang
akan datang.
(TMP Cikutra, 10 Nopember 2012 Pukul 00.07 wib)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar