Beranda

Laman

Minggu, 24 Februari 2013

Hari H menjadi Pengajar....

Setelah semalam agak sulit mata ini terpejam karena membayangkan bagaimana dan apa yang harus dilakukan esok hari, juga saran dan latihan dari istriku bagaimana berperilaku didepan anak kecil, akhirnya pagi ini tiba, pagi penantian, pagi tantangan sehingga beraneka rasa berkecamuk dalam dada, meskipun semangat dan mental diyakinkan percaya diri untuk mampu memenuhi tantangan pa Anis Baswedan dan Panitia tetap saja rasa tegang menyelinap dalam jiwa, takut mati gaya, kehilangan konsentrasi dan otomatis mempermalukan diri sendiri.

Melangkah memasuki gerbang SD, terasa aura keceriaan menyemburat seiring terbitnya mentari pagi. Menyambut dengan baju putih merah dan rompi kotak-kotak, wow.. Serasa terlempar kembali ke duapuluh lima tahun lalu dimasa masih bersenda gurau berkejar-kejaran dan tidak memiliki masalah yang berarti. Segalanya menyenangkan, apalagi di masa istirahat siang, berhamburan dan melakukan aneka permainan seperti : rerebonan, ucing sumput, gatrik, sondah, sorodot gaplok, maen kaleci, sapintrong, congkak, maen gambar, perepet jengkol, tatarucingan, paciwit-ciwit lutung, dan aneka permainan kampung yang begitu berbekas dalam ingatan.

"Met pagi kakak" sambutan hangat anak-anak membuyarkan lamunan dan memaksa kembali kepada realita. Langkah terpadu menuju lapang upacara untuk acara pembuka keseluruhan, lanjut briefing khusus para inspirator. Setelah itu langsung terjun bebas untuk berusaha menebar mimpi berbagi profesi kepada anak negeri penerus negeri kaya loh jinawi.

Awal mengajar kecanggungan menyergap, membuat tegang segalanya. BomberB yang dilatih secara instan terbang terbawa kebingungan, tinggal serpihan percaya diri yang dirangkai kembali agar mampu berdiri dihadapan audien cilik ini... Butir keringat mulai mengucur.

Setelah berjalan beberapa saat, terasa kenyamanan menjejak dan keakraban langsung terasa untuk berinteraksi secara nyata, berbagi pengalaman dan pekerjaan. Role play pun berjalan dengan sekenario sederhana bahwa humas sebagai jembatan penghubung antara kepentingan media dengan pimpinan di jawa barat yang terdiri dari gubernur, wakil gubernur dan sekda..

Ternyata saking seriusnya promosi tentang gedung sate.. Akhirnya di akhir sesi. Pada saat menulis cita-cita masing-masing pada post-it, tidak ada yang ingin jadi humas, tetapi inginnya jadi.. GUBERNUR (nanggung kali yach).

Yang penting hari ini sebuah pembuktian bahwa pengabdian yang kecil ini telah dilaksanakan dan diawali di SD Cisitu 1 yang luarbiasa semangat serta antusiasme murid-murid, kepedulian dan bimbingan melekat dari para ibu bapak guru.

Langkah pasti menjejak, meninggalkan sejuta kenangan dan sejuta harap, demi kemajuan bangsa di masa depan.

Salam Inspirasi................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar