Beranda

Laman

Minggu, 06 Desember 2015

57km Bersepeda di Pesisir Selatan Jawa Barat

Siang itu di ruangan dalam gedung PD. BPR Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, terlihat wajah –wajah serius sedang berdiskusi dan saling melontarkan argumen beradu dengan aneka gagasan. Ya para perwakilan pemilik saham sedang berdebat membahas tentang rencana perusahaan untuk tahun 2016. Perwakilan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemda Tasikmalaya dan PT.Bank Jabar Banten, Tbk bergiliran memberikan masukan, saran dan pertanyaan. Disambut dengan jawaban penuh semangat dari pengurus PD.BPR Cipatujah. Diskusi terasa hangat dan lancar, sesekali diselingi gelak tawa menjadi penyegar dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut.

Persiapan Gowes di Kantor Kas Kalapa6. Dok Pri.
Diriku dan beberapa rekan menjadi bagian dalam pertemuan tersebut, dan terasa betapa melegakannya manakala pimpinan rapat menyatakan pertemuan ini berakhir dengan kesepakatan yang diperlukan menjadi pedoman perencanaan perusahaan satu tahun kedepan. Lebih melegakan lagi karena ada agenda lanjutan yang tidak kalah menantang yaitu bersepeda bersama menyusuri pantai Cipatujah menuju pantai pangandaran Kabupaten Pangandaran.

Setelah rapat berakhir, dilanjutkan dengan makan siang.. eh makan sore ding, soalnya udah jam 3 sore. Hujan rintik berubah menjadi hujan deras, sehingga rencana bersepeda ria meyusuri pesisir pantai harus didiskusikan ulang. Hasil rapat kilat, Startnya dari kantor kas PD. BPR Cipatujah yang terletak di daerah kalapa genep alias coconut six.. hehehe maksa, sekitar 30km dari lokasi saat ini. Setelah semua setuju, maka selepas perut kenyang dengan aneka sajian seafood, rombongan bermobil menuju daerah coconutsix.
Berpose sejenak di Pinggir Pantai Kalapa genep
Tepat jam 4 sore, semua sudah berubah... dari kemeja berdasi dan berbatik menjadi stelan kaos ketat sepatu olahraga dan tidak lupa sepeda masing-masing lengkap dengan  berbagai aksesoris. Setelah berdoa bersama, perjalanan dimulai menembus gerimis hujan yang setia menemani.
Sejujurnya ada rasa khawatir dalam diri karena ini merupakan rencana bersepeda yang sangat menantang. Terutama rute yang cukup panjang sekitar 60 km dengan kontur jalanan yang menanjak, bakal sampe nggak yach?... tapi rasa khawatir itu segera ditepis, yakin tidak sendiri, ada coach yang siap mengawal. Mr Irfan telah bersiap dengan segala kemungkinan termasuk memasang lampu sepeda jika harus menembus malam. Perjalanan awal begitu menyenangkan, menembus sore hari yang hujan serasa melemparkan kembali angan di masa kecil yang begitu bahagia dikala bersepeda dalam hujan. Perjalanan masih landai dengan pemandangan bentang pantai selatan di sisi kanan, begitu melegakan.


Berpose lagi di saat hujan reda
“Atur kayuhan, konsentrasi, tetap konsisten dengan gerakan kaki, jangan terganggu orang lain yang menyusul, jaga konsisitensi” teriakan coach membuyarkan lamunan masa kecil, kembali konsentrasi melihat bentang jalan beton yang terlihat panjang mengular, tenang masih belum ada tanjakan. Tapi ternyata didepan sudah dimulai jalanan naik, terasa lutut agak memanas. Kembali teriakan coach menggema, “Konsisten, mainkan gigi, gunakan jari kanan untuk meringankan dan jempul kanan mengembalikan posisi” Tanpa basa-basi, jari telunjuk dan jempol berusaha mengatur ritme gigi termasuk telunjuk dan jari tangan kiri. Coach terus memberi aba-aba, “2x telunjuk kanan, 1x lagi” disaat menanjak dan pada saat mulai mendatar, jempol kanan yang bekerja” 

Itu yang terus dilakukan oleh coach, malah dipaksa untuk bernyanyi pada saat menanjak, mana bisa wong nafas juga tersengal-sengal. Tapi diriku berusaha konsentrasi, konsentrasi dan konsentrasi sehingga beberapa tanjakan awal bisa dilewati meski dengan susah payah. Sementara anggota rombongan yang berjumlah 32 pesepeda semakin jauh meninggalkan diriku. Ingin segera mempercepat kayuhan untuk menyusul mereka, tetapi coach langsung berteriak, “Jaga emosi, tetap konsisten, jangan di forsir, perbaiki posisi tubuh, tetap stabil dan konsisiten.”

Akhirnya tanjakan demi tanjakan bisa terlewati, meskipun berada di posisi buncit terakhir tetapi tidak jadi masalah karena targetnya bukan siapa yang duluan sampai tapi bagaimana kita bisa sampai. Setelah terlihat stabil, coach meninggalkan diriku mengayuh dalam kesendirian ditemani hujan yang semakin melebat. Sesekali mulut dibuka dan wajah disorongkan untuk menampung tetesan hujan, “Lumayan mengurangi rasa haus hehehehe”.... setelah hampir 2 jam bersepeda menyusuri jalan Kalapagenep – Ciparanti – Legok Jawa - Cimerak, akhirnya pukul 17.50 wib tiba di pemberhentian pertama sekaligus menengok kantor PD. BPR Cimerak Kabupaten Ciamis. Segelas teh manis panas menyambut dengan santun, memberi energi baru untuk melanjutkan perjalanan sementara hujan lebat masih menggila.

Berpose agak heboh (me-coach-mr.Ucu BJB) di Kantor BPR Cimerak Ciamis
Beristirahat sekitar 10 menit ditambah welpi (photo bersama) dengan gaya masing-masing, tepat pukul 18.00 wib maka perjalanan dilanjutkan menyusuri jalan Cimerak menuju Cijulang. Tantangan sekarang adalah kondisi jalan penerangan yang minim hingga gelap sama sekali, sementara sesekali cahaya kendaraan begitu menyilaukan agak mengganggu handling pada saat jalan berliku dan menurun. Konsentrasi menjadi sangat penting. Untung rekan satu kantor begitu setia menemani di belakang dengan kijang birunya, thx u bu lilis dan pa tresna. 

Peserta mulai berguguran, banyak yang berhenti ataupun di loading dengan kendaraan roda empat. Dirikupun mulai merasakan jari-jari tangan kanan mati rasa dan paha semakin pegal, tetapi semangat untuk menuntaskan perjalanan mengalahkan segalanya. Dengan terus berdzikir memohon perlindungan kepada Allah SWT, sepeda hijauku terus bergerak menembus gulita malam melewati pintu masuk Green Canyon (Cukang Taneuh) daerah Cijulang – Parigi hingga memasuki area perumahan Cikembulan. Di perempatan tersebut, sang coach Mr. Irfan Hadisiswanto menanti dengan setia, mengarahkan untuk belok kanan memasuki gerbang pantai pangandaran dari sisi barat bukan via gerbang utama. “Kamu masih kuatkan?” Coach bertanya dengan mata berbinar. “Siap, masih coach” teriak diriku gembira. Kami berdua tertawa lebar. Berjalan beriringan memasuki pesisir pantai pangandaran, terasa badan begitu ringan dan pegalpun perlahan hilang.

1 jam 23 menit klo pake mobil
Tepat pukul 20.30 wib kami memasuki pelataran hotel Surya Pesona yang disambut oleh  senyum hangat Dirut PD.BPR Cipatujah, Pa Ucu PT.BJB.Tbk dan Pa Iya yang telah finish duluan. Senang bangga dan bahagia menyelimuti rasa ini. Terucap syukur tiada hingga kepada Allah SWT atas ijin-Mu hal ini bisa terjadi. Secara sareat, thx tiada hingga buat coachku Mr. Irfan H dan tim pendukung yang terus mengikuti, menjaga sekaligus menjadi saksi perjuangan kali ini menaklukan 57km perjalanan yang ditemput selama 4,5 jam bersepeda, jika dengan kendaraan menurut mbah google sekitar 1 jam 23 menit. Alhamdulillahirobill alamin.

Yang lebih membanggakan ternyata dari 32 orang peserta pesepeda, hanya 7 orang yang tiba hingga finish, sisanya gugur diperjalanan dan akhirnya loading dengan mobil dengan berbagai alasan. Tetapi yang pasti aturannya sederhana, jika tidak sampai ke titik terakhir berarti tidak sampai alias gagal. Titik.

Tips tradisional dari coach selanjutnya adalah segera ambil air laut di pantai, segera direbus dan setelah mendidih digabung dengan air laut yang dingin.... lalu dioleskan merata ke seluruh tubuh kecuali area kepala. Istirahat dulu 10 menit dilanjutkan mandi dengan air hangat yang tersedia di kamar mandi hotel. Gunanya adalah untuk melemaskan kembali urat-urat tubuh yang tegang setelah diforsir mengarungi perjalanan yang begitu panjang serta membuka pori-pori kulit agar bisa bernafas dengan leluasa. Terbukti keesokan harinya, bangun tidur begitu menyenangkan dan tidak ada rasa pegal yang ekstrim. Ruar biasa tipsnya, thx again coach.

Perjalanan ini tentu mengandung hikmah niali- nilai kehidupan,  Nilai yang di dapat dari bersepeda menyusuri Pantai Cipatujah – Kalapagenep – Cimerak – Cijulang – Pangandaran adalah :

Pertama, semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Betapa banyak rejeki dari-Nya sehingga raga ini kuat menempuh pejalanan yang sangat jauh dengan mengayuh sepeda yang jelas-jelas menguras tenaga. Sekaligus menembus hujan yang sangat besar, jika tanpa ijin Allah tentu badan ini bisa jatuh sakit karena tidak terbiasa merasakan guyuran hujan dalam waktu lebih dari 2 jam. Sehingga lafal dzikir menjadi penguat raga juga mental yang semakin terkuras hampir menyerah di tengah perjalanan.

Kedua, Konsisten menjadi sebuah mantra selanjutnya. dari mulai kayuhan awal hingga akhir kaki tetap menjaga kayuhan pedal dalam kebersahajaan. Bertahan dalam putaran yang normal tanpa memaksakan kaki, terutama sang lutut yang akan terasa panas serta pegal jika diforsir berlebihan khususnya disaat menemukan jalan yang menanjak. Gunakan gigi sepeda kanan kiri dengan bijak yang diatur oleh pijitan jempol dan telunjuk kanan serta kiri. bervariasi mengikuti kontur jalan yang turun naik landai ataupun nanjak secara ekstrim dan menurun serta berkelok.

Ketiga, Tenang dan sabar tentunya juga menjadikan pesepeda yang tidak emosional. Jangan terbawa nafsu dikala kawan lain memacu sepedanya begitu cepat melewati kita. Biarkan saja, karena hasil akhir bisa dilihat di finish nanti. karena perjalanan ini bukan balap sepeda tetapi bagaimana menyelesaikan rute sesuai kemampuan kita.

Keempat, Ikuti petunjuk Coach. Bagi pemula menjadi sangat penting untuk ikuti semua petunjuk pelatih. terutama dari sisi konsisitensi kayuhan agar tetap stabil dan yang penting lagi adalah kesabaran pada saat menaklukkan tanjakan dengan memainkan jemari kanan kiri untuk mengatur gigi yang membantu kita dalam menikmati dan memaknai bersepeda ini tanpa menciderai anggota tubuh kita.

Kelima, bergembiralah dan senantiasa bersyukur serta membiasakan diri khususnya jari-jari tangan untuk refleks mengatur ritme gigi yang digunakan sesuai dengan kontur jalan yang dilewati. dengan fokus, sabar dan terus dilakukan berulang-ulang sesuai arahan coach, insyaalloh jemari akan terampil dan bersepeda semakin menyenangkan serta tentu secara ragawi lebih menyehatkan.

1    
Gitu dulu yach cerita bersepeda hari ini, besok lusa dilanjut dengan rute lainnya.

Ciao....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar