Siang itu di ruangan dalam gedung
PD. BPR Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, terlihat wajah –wajah serius sedang
berdiskusi dan saling melontarkan argumen beradu dengan aneka gagasan. Ya para
perwakilan pemilik saham sedang berdebat membahas tentang rencana perusahaan
untuk tahun 2016. Perwakilan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemda
Tasikmalaya dan PT.Bank Jabar Banten, Tbk bergiliran memberikan masukan, saran
dan pertanyaan. Disambut dengan jawaban penuh semangat dari pengurus PD.BPR
Cipatujah. Diskusi terasa hangat dan lancar, sesekali diselingi gelak tawa
menjadi penyegar dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut.
Persiapan Gowes di Kantor Kas Kalapa6. Dok Pri. |
Diriku dan beberapa rekan menjadi
bagian dalam pertemuan tersebut, dan terasa betapa melegakannya manakala
pimpinan rapat menyatakan pertemuan ini berakhir dengan kesepakatan yang
diperlukan menjadi pedoman perencanaan perusahaan satu tahun kedepan. Lebih
melegakan lagi karena ada agenda lanjutan yang tidak kalah menantang yaitu
bersepeda bersama menyusuri pantai Cipatujah menuju pantai pangandaran
Kabupaten Pangandaran.
Setelah rapat berakhir,
dilanjutkan dengan makan siang.. eh makan sore ding, soalnya udah jam 3 sore.
Hujan rintik berubah menjadi hujan deras, sehingga rencana bersepeda ria
meyusuri pesisir pantai harus didiskusikan ulang. Hasil rapat kilat, Startnya dari
kantor kas PD. BPR Cipatujah yang terletak di daerah kalapa genep alias coconut
six.. hehehe maksa, sekitar 30km dari lokasi saat ini. Setelah semua setuju,
maka selepas perut kenyang dengan aneka sajian seafood, rombongan bermobil
menuju daerah coconutsix.
Tepat jam 4 sore, semua sudah
berubah... dari kemeja berdasi dan berbatik menjadi stelan kaos ketat sepatu
olahraga dan tidak lupa sepeda masing-masing lengkap dengan berbagai aksesoris. Setelah berdoa bersama,
perjalanan dimulai menembus gerimis hujan yang setia menemani.
Berpose sejenak di Pinggir Pantai Kalapa genep |
Sejujurnya ada rasa khawatir
dalam diri karena ini merupakan rencana bersepeda yang sangat menantang.
Terutama rute yang cukup panjang sekitar 60 km dengan kontur jalanan yang
menanjak, bakal sampe nggak yach?... tapi rasa khawatir itu segera ditepis,
yakin tidak sendiri, ada coach yang siap mengawal. Mr Irfan telah bersiap
dengan segala kemungkinan termasuk memasang lampu sepeda jika harus menembus
malam. Perjalanan awal begitu menyenangkan, menembus sore hari yang hujan
serasa melemparkan kembali angan di masa kecil yang begitu bahagia dikala
bersepeda dalam hujan. Perjalanan masih landai dengan pemandangan bentang
pantai selatan di sisi kanan, begitu melegakan.
Berpose lagi di saat hujan reda |
Itu yang terus dilakukan oleh
coach, malah dipaksa untuk bernyanyi pada saat menanjak, mana bisa wong nafas
juga tersengal-sengal. Tapi diriku berusaha konsentrasi, konsentrasi dan
konsentrasi sehingga beberapa tanjakan awal bisa dilewati meski dengan susah
payah. Sementara anggota rombongan yang berjumlah 32 pesepeda semakin jauh
meninggalkan diriku. Ingin segera mempercepat kayuhan untuk menyusul mereka,
tetapi coach langsung berteriak, “Jaga emosi, tetap konsisten, jangan di
forsir, perbaiki posisi tubuh, tetap stabil dan konsisiten.”
Akhirnya tanjakan demi tanjakan
bisa terlewati, meskipun berada di posisi buncit terakhir tetapi tidak jadi
masalah karena targetnya bukan siapa yang duluan sampai tapi bagaimana kita
bisa sampai. Setelah terlihat stabil, coach meninggalkan diriku mengayuh dalam
kesendirian ditemani hujan yang semakin melebat. Sesekali mulut dibuka dan
wajah disorongkan untuk menampung tetesan hujan, “Lumayan mengurangi rasa haus
hehehehe”.... setelah hampir 2 jam bersepeda menyusuri jalan Kalapagenep –
Ciparanti – Legok Jawa - Cimerak, akhirnya pukul 17.50 wib tiba di
pemberhentian pertama sekaligus menengok kantor PD. BPR Cimerak Kabupaten
Ciamis. Segelas teh manis panas menyambut dengan santun, memberi energi baru
untuk melanjutkan perjalanan sementara hujan lebat masih menggila.
Berpose agak heboh (me-coach-mr.Ucu BJB) di Kantor BPR Cimerak Ciamis |
Peserta mulai berguguran, banyak
yang berhenti ataupun di loading dengan kendaraan roda empat. Dirikupun mulai
merasakan jari-jari tangan kanan mati rasa dan paha semakin pegal, tetapi
semangat untuk menuntaskan perjalanan mengalahkan segalanya. Dengan terus
berdzikir memohon perlindungan kepada Allah SWT, sepeda hijauku terus bergerak
menembus gulita malam melewati pintu masuk Green Canyon (Cukang Taneuh) daerah
Cijulang – Parigi hingga memasuki area perumahan Cikembulan. Di perempatan
tersebut, sang coach Mr. Irfan Hadisiswanto menanti dengan setia, mengarahkan
untuk belok kanan memasuki gerbang pantai pangandaran dari sisi barat bukan via
gerbang utama. “Kamu masih kuatkan?” Coach bertanya dengan mata berbinar.
“Siap, masih coach” teriak diriku gembira. Kami berdua tertawa lebar. Berjalan
beriringan memasuki pesisir pantai pangandaran, terasa badan begitu ringan dan
pegalpun perlahan hilang.
1 jam 23 menit klo pake mobil |
Yang lebih membanggakan ternyata
dari 32 orang peserta pesepeda, hanya 7 orang yang tiba hingga finish, sisanya
gugur diperjalanan dan akhirnya loading dengan mobil dengan berbagai alasan.
Tetapi yang pasti aturannya sederhana, jika tidak sampai ke titik terakhir
berarti tidak sampai alias gagal. Titik.
Tips tradisional dari coach
selanjutnya adalah segera ambil air laut di pantai, segera direbus dan setelah
mendidih digabung dengan air laut yang dingin.... lalu dioleskan merata ke
seluruh tubuh kecuali area kepala. Istirahat dulu 10 menit dilanjutkan mandi
dengan air hangat yang tersedia di kamar mandi hotel. Gunanya adalah untuk
melemaskan kembali urat-urat tubuh yang tegang setelah diforsir mengarungi
perjalanan yang begitu panjang serta membuka pori-pori kulit agar bisa bernafas
dengan leluasa. Terbukti keesokan harinya, bangun tidur begitu menyenangkan dan
tidak ada rasa pegal yang ekstrim. Ruar biasa tipsnya, thx again coach.
Perjalanan ini tentu mengandung hikmah niali- nilai kehidupan, Nilai yang di dapat dari
bersepeda menyusuri Pantai Cipatujah – Kalapagenep – Cimerak – Cijulang –
Pangandaran adalah :
Pertama, semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Betapa banyak rejeki dari-Nya sehingga raga ini kuat menempuh pejalanan yang sangat jauh dengan mengayuh sepeda yang jelas-jelas menguras tenaga. Sekaligus menembus hujan yang sangat besar, jika tanpa ijin Allah tentu badan ini bisa jatuh sakit karena tidak terbiasa merasakan guyuran hujan dalam waktu lebih dari 2 jam. Sehingga lafal dzikir menjadi penguat raga juga mental yang semakin terkuras hampir menyerah di tengah perjalanan.
Kedua, Konsisten menjadi sebuah mantra selanjutnya. dari mulai kayuhan awal hingga akhir kaki tetap menjaga kayuhan pedal dalam kebersahajaan. Bertahan dalam putaran yang normal tanpa memaksakan kaki, terutama sang lutut yang akan terasa panas serta pegal jika diforsir berlebihan khususnya disaat menemukan jalan yang menanjak. Gunakan gigi sepeda kanan kiri dengan bijak yang diatur oleh pijitan jempol dan telunjuk kanan serta kiri. bervariasi mengikuti kontur jalan yang turun naik landai ataupun nanjak secara ekstrim dan menurun serta berkelok.
Ketiga, Tenang dan sabar tentunya juga menjadikan pesepeda yang tidak emosional. Jangan terbawa nafsu dikala kawan lain memacu sepedanya begitu cepat melewati kita. Biarkan saja, karena hasil akhir bisa dilihat di finish nanti. karena perjalanan ini bukan balap sepeda tetapi bagaimana menyelesaikan rute sesuai kemampuan kita.
Keempat, Ikuti petunjuk Coach. Bagi pemula menjadi sangat penting untuk ikuti semua petunjuk pelatih. terutama dari sisi konsisitensi kayuhan agar tetap stabil dan yang penting lagi adalah kesabaran pada saat menaklukkan tanjakan dengan memainkan jemari kanan kiri untuk mengatur gigi yang membantu kita dalam menikmati dan memaknai bersepeda ini tanpa menciderai anggota tubuh kita.
Kelima, bergembiralah dan senantiasa bersyukur serta membiasakan diri khususnya jari-jari tangan untuk refleks mengatur ritme gigi yang digunakan sesuai dengan kontur jalan yang dilewati. dengan fokus, sabar dan terus dilakukan berulang-ulang sesuai arahan coach, insyaalloh jemari akan terampil dan bersepeda semakin menyenangkan serta tentu secara ragawi lebih menyehatkan.
Pertama, semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Betapa banyak rejeki dari-Nya sehingga raga ini kuat menempuh pejalanan yang sangat jauh dengan mengayuh sepeda yang jelas-jelas menguras tenaga. Sekaligus menembus hujan yang sangat besar, jika tanpa ijin Allah tentu badan ini bisa jatuh sakit karena tidak terbiasa merasakan guyuran hujan dalam waktu lebih dari 2 jam. Sehingga lafal dzikir menjadi penguat raga juga mental yang semakin terkuras hampir menyerah di tengah perjalanan.
Kedua, Konsisten menjadi sebuah mantra selanjutnya. dari mulai kayuhan awal hingga akhir kaki tetap menjaga kayuhan pedal dalam kebersahajaan. Bertahan dalam putaran yang normal tanpa memaksakan kaki, terutama sang lutut yang akan terasa panas serta pegal jika diforsir berlebihan khususnya disaat menemukan jalan yang menanjak. Gunakan gigi sepeda kanan kiri dengan bijak yang diatur oleh pijitan jempol dan telunjuk kanan serta kiri. bervariasi mengikuti kontur jalan yang turun naik landai ataupun nanjak secara ekstrim dan menurun serta berkelok.
Ketiga, Tenang dan sabar tentunya juga menjadikan pesepeda yang tidak emosional. Jangan terbawa nafsu dikala kawan lain memacu sepedanya begitu cepat melewati kita. Biarkan saja, karena hasil akhir bisa dilihat di finish nanti. karena perjalanan ini bukan balap sepeda tetapi bagaimana menyelesaikan rute sesuai kemampuan kita.
Keempat, Ikuti petunjuk Coach. Bagi pemula menjadi sangat penting untuk ikuti semua petunjuk pelatih. terutama dari sisi konsisitensi kayuhan agar tetap stabil dan yang penting lagi adalah kesabaran pada saat menaklukkan tanjakan dengan memainkan jemari kanan kiri untuk mengatur gigi yang membantu kita dalam menikmati dan memaknai bersepeda ini tanpa menciderai anggota tubuh kita.
Kelima, bergembiralah dan senantiasa bersyukur serta membiasakan diri khususnya jari-jari tangan untuk refleks mengatur ritme gigi yang digunakan sesuai dengan kontur jalan yang dilewati. dengan fokus, sabar dan terus dilakukan berulang-ulang sesuai arahan coach, insyaalloh jemari akan terampil dan bersepeda semakin menyenangkan serta tentu secara ragawi lebih menyehatkan.
1
Gitu dulu yach cerita bersepeda
hari ini, besok lusa dilanjut dengan rute lainnya.
Ciao....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar