Assalamualaikum Warahmatullahi
Wabarokatuh.
Alhamdulillahilladi Hadana Lihada
wama kunna linah tadiya laula haadanallah.
Ashaduallaa ilaaha illallah
waashaduanna muhammaddan abduhu warosuluh.
Puji dan syukur hanya milik Allah Subhanahu Wataala, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah serta nikmat sehat kepada kita semua sehingga
bisa berkumpul di majelis yang penuh berkah ini.
Shalawat beserta salam senantiasa terlimpah curah kepada Nabi Muhammad
SAW, para keluarganya, khulafaur rasyidin, sahabat-sahabatnya, tabiin-tabiinnya
serta kita semua sebagai umatnya.
Pada kesempatan kali ini ijinkan saya untuk menyampaikan setitik
informasi yang mungkin hanya sebagian kecil ilmu dibandingkan pengetahuan
karunia Allah itu sendiri. tetapi yang terpenting adalah niat dan semangat
untuk berjihad dalam bentuk berbagi sejumput ilmu serta bersemangat untuk
mencari dan terus mempelajari ilmu tentang keislaman yang begitu sempurna dimana
dijelaskan dalam Al qur’an dan dicontohkan oleh tingkah laku Rasulullah.
Sebagai manusia hanya dua tugas kita untuk menjadi manusia yang
bertaqwa yaitu melaksanakan segala hal yang diperintahkan oleh Allah SWT dan
menghindari atau meninggalkan larangan Allah SWT.. simpel khan? Iya kalimatnya
simpel tetapi dalam pelaksanaannya sangat banyak yang harus kita pelajari, kita
fahami dan kita resapi tentang bagaimana menjadi manusia yang bertaqwa.
Sekarang saya hanya ingin saling mengingatkan tentang hal-hal yang implementatif dimana pada tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan derajat taqwa. Yaitu tata hubungan manusia dengan manusia yaitu hablum minnannas. Kita juga tentu familiar dengan kalimat hablumminallah yaitu hubungan hambanya dengan Allah SWT.
Satu hal yang pernah dibahas dalam kultum ba’da dhuhur ini adalah
hikmah shalat berjamaah, dimana hikmahnya selain berlipat ganda pahala juga
menambah silaturahmi, melatih kedisiplinan serta sebagai tempat untuk mendekatkan
hubungan pemimpin dengan yang dipimpinnya. Shalat adalah kewajiban manusia
kepada Allah sang maha pencipta sekaligus hubungan manusia dengan manusia
lainnya dimana akan terjadi proses tegur sapa, saling mengajak dan mengingatkan
untuk kebaikan menunaikan sholat.
Proses komunikasi antar manusia ini semakin intens terjadi dan memiliki
beberapa klasifikasi hubungan, yang pertama adalah karena ikatan darah atau
saudara kandung dan bisa juga saudara tiri. Atau karena satu tujuan dan
seperjuangan sehingga terjalin hubungan persaudaraan yang erat, termasuk karena
sama-sama dalam kondisi kesulitan dan saling membantu bisa mewujudkan hubungan
erat yang melebihi saudara kandung.
Dalam masyarakat sunda dikenal istilah ‘kapi’ yang memiliki makna saudara yang terjadi karena faktor
kesamaan, baik tempat kerja, asal daerah, hobby yang sama ataupun ada sesuatu
yang dikerjakan bersama sehingga jika ada teman olahraga tennis sudah begitu
akrab maka ada istilah “saudara kapi
tennis” atau karena se kantor di gedung
sate maka disebut “saudara kapi gedung
sate” dan banyak lagi.
Padahal pada saat kita kembali kepada tuntunan agama islam, dalam
Hadist riwayat muslim disebutkan bahwa, “Seorang Muslim itu adalah saudara bagi
muslim lainnya”. Jadi tidak ada alasan kita untuk tidak membantu siapapun
sesama muslim yang sedang ditimpa kesulitan. Serta jangan pamrih pada saat
menolong seseorang, lakukan dengan ikhlas.
Hubungan baik sesama manusia akan terbangun manakala masing-masing individu
memiliki ahlak yang baik, mengapa ahlak?... karena itu salah satu tugas utama Nabi
Muhammad dari Allah SWT. Secara garis besar tugas rasul tercantum dalam QS. Al
Anbiya 107 yag artinya, “dan tiadalah Kami mengutus kamu Muhammad, melainkan untuk
menjadi rahmatan lil alamin”
dan memperbaiki ahlak umat manusia adalah tugas spesifik Rasulullah. Sehingga
kitapun mempedomani semua perkataan, semua tingkah laku kehidupan Rasulullah
karena untuk menyempurkanan ibadah kita sebagai bentuk ketaatan kepada Allah
Subhanahu Wataala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar