Tugas pekerjaan kembali menerkam dengan seabreg kesibukan yang tiada henti, tantangan membagi waktu menjadi sebuah keharusan. Kalau tidak bisa mengatur maka akan terjerembab ke dalam pusaran kesibukan dan benturan kepentingan antara urusan dinas dan pribadi, antara tugas atasan dengan kebutuhan keluarga. Disitu diperlukan pengalaman serta mental yang penuh rasa sabar. Apalagi ditakdirkan menjadi seorang “petualang”, bukan dalam artian seperti Christopher Colombus tapi menjadi pegawai yang sering sekali dipindah divisi secara formal dengan dibalut acara pelantikan. Malah ada selorohan dari seorang teman, bahwa titel pasca sarjana yang disandang dibelakang nama itu juga memiliki arti lain. Magister Sains atau disingkat M.Si ternyata diplesetkan menjadi Mutasi Selalu Ikut alias sering bingitt pindah tugas.
Di job terakhir lumayan 1 tahun urusan pelayanan administrasi yang berkaitan dengan penyiaran, sebelum itu malah 5 bulan dapet tugas urusan telekomunikasi internal. Klo diitung-itung dalam rentang waktu 2009-2015 (enam tahun) udah pindah di 7 jabatan… lumayan juga khan?. Sebagai pegawai sih jalani aja, selama prosesnya normal sesuai aturan yang udah ditentukan. Tinggal jalani dan syukuri saja dan yang paling terasa adalah proses adaptasi kembali di tempat tugas yang baru.
Bersepeda ke Kantor. dokpri. |
Di job terakhir lumayan 1 tahun urusan pelayanan administrasi yang berkaitan dengan penyiaran, sebelum itu malah 5 bulan dapet tugas urusan telekomunikasi internal. Klo diitung-itung dalam rentang waktu 2009-2015 (enam tahun) udah pindah di 7 jabatan… lumayan juga khan?. Sebagai pegawai sih jalani aja, selama prosesnya normal sesuai aturan yang udah ditentukan. Tinggal jalani dan syukuri saja dan yang paling terasa adalah proses adaptasi kembali di tempat tugas yang baru.
Adaptasi itu yang memang butuh perjuangan, terutama kaitan kondisi tubuh eh berat badan yang memangMuNaSuT (mudah naik susah turun). Apalagi dengan bertubi-tubinya perjalanan dinas luar kota, betapa sulitnya mengatur polamakan yang normal. Artinya pola makan yang tidak menyisakan kalori berlebih. Tapi ternyata itulah pngkal masalahnya. Disaat dinas luar menyeruak rasa khawatir takut kecapaian di jalan sehingga cemilan di kendaraanpun di ganyang dan tawaran makan dari tuan rumah yang didatangi sangat sayang untuk dilewatkan.
Sesekali berusaha melakukan olahraga sederhana, yaitu jalan kaki di pagi hari. Minggu kemarin dinas luar ke wilayah Banten dan meluangkan waktu berjalan kaki pagi hari sekitar 50 menit berkeliling lokasi hotel sepanjang 3,9 km lumayan berkeringat dan sedikit pegal. Hasilnya hanya membakar 221 kalori dalam tubuh (itu hasil perhitungan aplikasi kesehatan yang tersemat di smartphoneku). Jumlah kalori yang terbakar itu ternyata hanya sebanding dengan 2 buah gorengan. Akhirnya berfikir positip saja olahraga sederhana dengan berjalan kaki itupun lumayan bisa membakar selapis kalori di tubuh ini.
Semangaat….
-------------- Sumber : andriekw.com (05/09/15)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar