Minggu, 15 September 2013

***Ganti Gaya, Komitmen dan Harapan***

Tiba-tiba sebuah penyadaran itu datang tanpa di duga. Menyelinap senyap dalam sanubari dan meruntuhkan kecuekan selama ini untuk melawan kebiasaan demi sesuatu yang lebih baik. Padahal sudah banyak yang berusaha memberitahu bin mengingatkan khususnya orang terdekat, sang istri tercinta. Tetapi ternyata memang yang paling terasa sulit bukan melawan kehendak orang lain, tetapi melawan diri sendiri. Setelah didera berbagai macam persoalan dan tantangan kehidupan.. Cieee bahasanya begitu beraaat. Maaf yach para pembaca. Bukan maksudnya narsis dari sisi tulisan tetapi agar efek dramatisnya muncul sesaat setelah membaca tulisan ini. :D



Melawan diri sendiri bukan berarti saya punya kepribadian lebih dari satu tetapi mengendalikan aneka keinginan dalam diri menjadi sesuatu yang lebih baik ternyata butuh perjuangan. Sembari tersenyum, diri ini berfikir. Ternyata mengendalikan dan mengatur orang lain lebih mudah dibanding menata diri sendiri. Karena mengatur orang lain jelas standarnya, ada aturan hukumnya sehingga orang lainpun bisa patuh karena menjadi bagian dari suatu sistem, meskipun mungkin di belakang kita mengeluh atau mencerca…hi hi hi siapa tau khan?.

Sementara pada saat berhadapan dengan diri sendiri yang sudah terbiasa dengan perilaku yang rutin dilakukan selama bertahun-tahun dan sekarang harus berubah dalam sekejap tentu perlu perjuangan dan strategi. Artinya memang diperlukan waktu kembali yang tidak bisa serta merta sehingga kita bisa mengendalikan diri kembali. Hanya saja perubahan ke arah yang lebih baik tentu harus dilakukan secara kontinyu dengan niat serta komitmen yang jelas. Sehingga disiplin diri akan tumbuh kembali dan program perbaikan pengendalian diri akan lebih baik, efektif dan efisien.

Kembali kepada kondisi diri saat ini, perubahan penampilan ternyata memiliki dampak internal dan dampak eksternal. Dampak internal adalah kembali kepada falsafah be yourself, ya betul.. Jadilah diri sendiri. Yang paling mudah menandai momentum perubahan dan pengendalian diri ini adalah membabat habis rambut ikalku dan menyisakan kepala plontos polos bagaikan pentul korek api. Terasa tenang manakala merogoh saku celana kiri ternyata sisir kecil tertinggal di rumah.. Apa yang mau di sisir?.. Trus manakala berjalan terasa kepala ini sejuk terkena udara yang bergerak. Kata temen sih bisa cepet kaya lho, karena anggaran yang biasa di gunakan beli shampo bisa ditabung nggak usah di belikan shampo.. Ada-ada aja.

Dampak eksternal adalah anggapan orang lain tentang perubahan ini, yang paling dominan adalah : “Pulang umroh yach?, nggak bilang-bilang”… Lebih dari tujuh orang menyebut itu, dan jawaban spontan adalah “Aminn Yaa Robbal alamin” plus senyum manis yang tulus, semoga semua perkiraan mereka menjadi doa. Tapi ada juga yang bilang “Beres pendidikan yach?”.. Hehehe beres pendidikan kepribadian kali (jadi inget jhon robert power dech….).

Ada juga yang nanya sambil mengerutkan dahi “Kamu nggak apa-apa khan?”.. Ya nggak apa-apa, dan senyuman lah yang memberi jawaban universal bahwa semua baik-baik saja.

Semoga perubahan penampilan ini bisa menjadi momentum awal sebuah perbaikan diri sedang dimulai, dijalani dan diseriusi. Sehingga hasil akhir yang hakiki akan menjadi penyumbang kebahagiaan tidak hanya bagi diri sendiri, dan istri tetapi bisa memberikan pencerahan kepada teman, tetangga atau siapapun yang mendambakan kehidupan yang menyenangkan dan meminimalisir permasalahan yang mungkin mengganggu di masa depan. Tunggu hasilnya di awal tahun 2014. (Andriekw).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar