Siang yang terik membara di
bilangan Jakarta pusat terasa begitu menyiksa raga. Bukan tidak bisa ngadem di
dalam lobby hotel yang full AC tetapi harus bolak balik membawa berkas dari
mobil dinas bupati kembali ke lantai 4 hotel Sahid yang digunakan untuk rapat
terbatas Pak Bupati. Sopir sebetulnya bisa saja diberdayakan, akan tetapi
urusan berkas pasti tidak terlalu paham. Ntar salah ngambil khan berabe. Bisa
disemprot luar dalam sama bupati. Mungkin juga bahasa kebun binatang
berhamburan menyentil perasaan. Akhirnya lebih baik bersimbah keringat karena
bolak balik ke area parkir terbuka yang letaknya lumayan jauh dari hotel lalu
kembali ke lantai 4 dan hampir 5 kali bolak balik, aggap aja olahraga siang.
|
ini sih Camri Facelift 2015... indonesiaautosblog-com |
Seiring adzan asyar berkumandang,
rapatpun berakhir. Bapak Bupati telah duduk bersandar di jok belakang Camry hitam. “Ayo kita pulang ke Bandung,
langsung ke Hotel Sheraton ya Pak Carda” Pak Bupati bersabda. “Siap pak!” sang
sopir setia menjawab tegas sambil mata tetap fokus pada kemudi dan kondisi lalu
lintas di depannya. Diriku duduk di depan disamping kiri sopir, diam tetapi
waspada.
Satu hal yang menjadi aturan tidak tertulis dengan bapak bupati adalah
seminimal mungkin membuka percakapan kecuali laporan darurat. Namun kalau
ditanya oleh Bupati maka harus menguasainya secara komprehensif atau rumus 5W
1Hnya musti terpenuhi. Karena bupatiku ini termasuk golongan perfeksionis,
sagala kudu sampurna. Sering terngiang doktrinnya, “Meski kamu bukan malaikat,
tetapi harus mengerjakan hal dengan sempurna!!!”
Selama perjalanan hampir tiada
percakapan berarti, camry melaju membelah kota Jakarta menuju bandung kota
tercinta. Mungkin beliau lelah dengan aktifitas meeting hari ini sehingga
tertidur nyenyak, indikatornya adalah dengkuran yang teratur serta tidak ada
pertanyaan-pertanyaan mendadak. Diriku ingin ikut memejamkan mata barang
sesaat, tetapi khawatir beliau terbangun dan bisa berabe jika mendadak bertanya
disaat sedang terbuai mimpi. Akhirnya coba menahan kantuk dengan menikmati
pemandangan sepanjang perjalanan. Sesekali membuka handphone dinas untuk
megecek sms masuk. belum seperti sekarang yang serba canggih, saat itu baru sms
dan telepon saja yang menjadi sarana
penting berkomunikasi dengan handphone.