“Hebat dia, sudah kerja mantep sebagai
pns, jabatan eselon juga dapet nyambi juga jadi dosen di perguruan tinggi
swasta ternama. Atau pak Z selain sebagai pns juga memiliki beberapa usaha yang
menjanjikan, pasti berlimpah tuh penghasilan”, Begitulah suara hati pagi ini, sementara
berkaca pada diri hanya seorang pns, titik. Lamunan berlanjut dengan
mengira-ngira penghasilan rekan-rekan pns lain atau malah staf baru yang baru
beberapa tahun diangkat pns sekarang begitu sukses dalam karier dan kehidupan
pribadinya. Ada cengkeraman rasa minder menelikung dalam sanubari, “Ah sayah
mah jalani aja seperti ini...” sambil tertunduk sedih.
Belum lagi kalau melihat, rekan
pns lain yang terlihat begitu ceria dan bahagia. Ke kantor dengan mobil
keluaran baru, smartphone yang kinclong dan rumahnya yang megah. Betapa
penyakit sirik dan dengki itu begitu mudah tumbuh dan diawali dengan suudzon. Padahal
mungkin saja itu bisa dimiliki karena memang sudah kaya sebelumnya, atau
mendapatkan warisan atau bisa juga pinjam uang ke bank dan pintar mengatur
strategi untuk memanfaatkannya termasuk memiliki usaha yang memang
menguntungkan. Tapi bisa juga memang maksain supaya keliatan punya. Masalahnya adalah
kenapa kita mikirin kekayaan orang lain?.....
Sementara dibelahan waktu yang
berbeda, berjuta orang mendamba menjadi seorang pegawai negeri sipil atau
aparatur sipil negara (ASN) sekarang. Berjuang dengan bersungguh hati dan tidak
sedikit yang terjebak iming-iming oknum dengan alibi mempermudah proses menjadi
pns yang berujung hanyalah sebuah modus penipuan yang memanfaatkaan keinginan
seseorang untuk merebut satu posisi masuk pns. Termasuk tidak sedikit yang
sudah bekerja di sektor swastapun masih mengadu peruntungan untuk mencoba ikut
testing jika ada lowongan menjadi pegawai di pemerintahan.
Cara yang terbaik adalah
bersyukur dan bersyukur..... dengan apa yang sudah kita dapatkan yang hakikatnya
hanya dititipkan sementara oleh Allah Subhanahu Wataala. Jika memang kita sulit
untuk lulus tes masuk pns, mungkin memang bukan takdir kita disana. Ada jalan
lain ada usaha lain yang menunggu kita untuk bergerak tekun dan bekerja keras,
disana ada rejeki berlimpah yang menanti kita. Begitupun jika sudah menjadi pns
tetapi kok liat yang lain lebih sukses, segera beristigfar karena menjadi pns
itu penuh perjuangan. Sekarang belajar bersyukur, belajar memaknai tugas fungsi
sebagai pns. Karena belum tentu apa yang kita lihat dari kehidupan pns lain
yang kita anggap sukses adalah benar-benar sukses.
Kita jalani pekerjaan dengan
ikhlas dan jadikan niat serta action
bahwa apa yang kita kerjakan dalam kepe-en-esan ini adalah bagian dari ibadah
kita kepada Sang Maha Pencipta. Dengan bersyukur kita akan bahagia.... cobian
geura.
Gdb-dpn22-250616