Kamis, 04 Februari 2016

Hubungan Manusia

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Alhamdulillahilladi Hadana Lihada wama kunna linah tadiya laula haadanallah.
Ashaduallaa ilaaha illallah waashaduanna muhammaddan abduhu warosuluh.

Puji dan syukur hanya milik Allah Subhanahu Wataala, yang telah memberikan rahmat dan hidayah serta nikmat sehat kepada kita semua sehingga bisa berkumpul di majelis yang penuh berkah ini.
Shalawat beserta salam senantiasa terlimpah curah kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarganya, khulafaur rasyidin, sahabat-sahabatnya, tabiin-tabiinnya serta kita semua sebagai umatnya.
Hadirin rohimakumulloh.
Pada kesempatan kali ini ijinkan saya untuk menyampaikan setitik informasi yang mungkin hanya sebagian kecil ilmu dibandingkan pengetahuan karunia Allah itu sendiri. tetapi yang terpenting adalah niat dan semangat untuk berjihad dalam bentuk berbagi sejumput ilmu serta bersemangat untuk mencari dan terus mempelajari ilmu tentang keislaman yang begitu sempurna dimana dijelaskan dalam Al qur’an dan dicontohkan oleh tingkah laku Rasulullah.
Sebagai manusia hanya dua tugas kita untuk menjadi manusia yang bertaqwa yaitu melaksanakan segala hal yang diperintahkan oleh Allah SWT dan menghindari atau meninggalkan larangan Allah SWT.. simpel khan? Iya kalimatnya simpel tetapi dalam pelaksanaannya sangat banyak yang harus kita pelajari, kita fahami dan kita resapi tentang bagaimana menjadi manusia yang bertaqwa.

Sekarang saya hanya ingin saling mengingatkan tentang hal-hal yang implementatif dimana pada tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan derajat taqwa. Yaitu tata hubungan manusia dengan manusia yaitu hablum minnannas. Kita juga tentu familiar dengan kalimat hablumminallah yaitu hubungan hambanya dengan Allah SWT.
Satu hal yang pernah dibahas dalam kultum ba’da dhuhur ini adalah hikmah shalat berjamaah, dimana hikmahnya selain berlipat ganda pahala juga menambah silaturahmi, melatih kedisiplinan serta sebagai tempat untuk mendekatkan hubungan pemimpin dengan yang dipimpinnya. Shalat adalah kewajiban manusia kepada Allah sang maha pencipta sekaligus hubungan manusia dengan manusia lainnya dimana akan terjadi proses tegur sapa, saling mengajak dan mengingatkan untuk kebaikan menunaikan sholat.
Proses komunikasi antar manusia ini semakin intens terjadi dan memiliki beberapa klasifikasi hubungan, yang pertama adalah karena ikatan darah atau saudara kandung dan bisa juga saudara tiri. Atau karena satu tujuan dan seperjuangan sehingga terjalin hubungan persaudaraan yang erat, termasuk karena sama-sama dalam kondisi kesulitan dan saling membantu bisa mewujudkan hubungan erat yang melebihi saudara kandung.
Dalam masyarakat sunda dikenal istilah ‘kapi’ yang memiliki makna saudara yang terjadi karena faktor kesamaan, baik tempat kerja, asal daerah, hobby yang sama ataupun ada sesuatu yang dikerjakan bersama sehingga jika ada teman olahraga tennis sudah begitu akrab maka ada istilah “saudara kapi tennis”  atau karena se kantor di gedung sate maka disebut “saudara kapi gedung sate” dan banyak lagi.
Padahal pada saat kita kembali kepada tuntunan agama islam, dalam Hadist riwayat muslim disebutkan bahwa, “Seorang Muslim itu adalah saudara bagi muslim lainnya”. Jadi tidak ada alasan kita untuk tidak membantu siapapun sesama muslim yang sedang ditimpa kesulitan. Serta jangan pamrih pada saat menolong seseorang, lakukan dengan ikhlas.
Hubungan baik sesama manusia akan terbangun manakala masing-masing individu memiliki ahlak yang baik, mengapa ahlak?... karena itu salah satu tugas utama Nabi Muhammad dari Allah SWT. Secara garis besar tugas rasul tercantum dalam QS. Al Anbiya 107 yag artinya, “dan tiadalah Kami mengutus kamu Muhammad, melainkan untuk menjadi rahmatan lil alamin”
dan memperbaiki ahlak umat manusia adalah tugas spesifik Rasulullah. Sehingga kitapun mempedomani semua perkataan, semua tingkah laku kehidupan Rasulullah karena untuk menyempurkanan ibadah kita sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Subhanahu Wataala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar