Senin, 29 Oktober 2012

Innova Hitam

Sunyinya malam semakin mencengkram dan memandang tajam seolah ingin menelan sebuah innova hitam yang berlari kencang menapaki liukan jalan kehidupan untuk mengejar sesuatu yang mustahil diraih dengan senyuman. Innova hitam plus kaca hitam serta beberapa goresan di samping kanan kiri semakin menahbiskan keadaan dan mengukuhkan kemisteriusan angan yang terkadang menghindari atau terhadang badai. Apalagi sang pengemudi sangat jarang terlihat membuka kaca untuk sekedar menghirup udara luar yang rindu bergerak ke segala arah menyeruak harapan yang selalu terkembang selama manusia yakin akan keadaan dan kebenaran.

Sang innova hitam terus melaju dan menyalip kendaraan yang ada dengan kecepatan cukup lumayan, untung saja sang malam telah memberi keleluasaan kepada alam agar merebahkan hasrat dan berdiam di peraduan masing-masing sehingga jalan bersorak riang sendirian tanpa gilasan roda kendaraan yang bertubi mendera tiada henti dan lupa terima kasih, padahal manakala ada jalan yang kurang sehat karena gerusan air ataupun kualitas bahan, maka sumpah serapah bin umpatan yang harus ditanggung oleh sang jalan.. Tapi jalan tetap bersabar dan melayani dengan sepenuh hati meski hati perih tersobek caci maki. 

Setelah sekian lama innova hitam menari dalam liukan maut penuh irama menapaki jalan yang menjurai menjadi tangga nada harmonisasi, akhirnya belok juga memasuki komplek padat penduduk yang termangu dan terhenyak karena kemunculan yang tiba-tiba, sang malam tersenyum. Seorang lelaki muda turun dari sang innova hitam dengan terburu-buru seolah waktu telah mencengkeram bahu kepeduliannya dan menuntut serta menyeret raga menarik hati untuk segera tiba dan menuju rumah tinggal pendingin jiwa dan pengelola hati dalam menata tepian rindu. 

Anak kunci berputar dan pintu terbuka dengan ikhlas, seakan terbang menuju pintu kamar depan tempat sang istri menunggu penuh harap dan kesabaran. Termangu, tertegun dan rasa menyesal merayapi tubuh mencerabut kesadaran yang perlahan seakan terbang tinggalkan raga dalam kesendirian dan kesunyian. Senyuman istri masih tersungging meski derita terpeta nyata dalam siluet tubuh yang meringkuk memeluk jaman dan perlahan bernafas dengan susah payah menikmati malam yang terkadang tidak ramah. Mata indahnya sejenak memandang dan terucap satu kata syukur karena telah pulang dengan selamat untuk menemani kembali di sisa malam yang penuh arti. 

Remuk redam rasa hati dan perlahan airmatapun bergerak terbawa oleh gravitasi kesunyian yang menggelayut mesra mengajak berjalan menyusuri dagu dan terjatuh terjun bebas menggapai harapan di ranah kebimbangan..... Seucap kata menyeruak dalam dada..”maafkan kakanda yang masih belajar merenda dunia merajut asa dalam amanah tugas dan kerja”. 

Semoga kesembuhan bersegera menghampirimu adinda...

Innova hitam termangu dimalam sunyi,menjadi saksi perseteruan abadi antara kepentingan dan cinta dibalut kesunyian yang perlahan beranjak menuju peraduannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar