sumber : pixabay-com |
Disaat gambaran keberhasilan ini
menyasar kepada sebuah lembaga atau perusahaan swasta yang spesifik dalam
bidang usaha tertentu, maka keberhasilan itu dinilai dari raihan target-target
yang sudah ditentukan ditahun sebelumnya untuk sebuah action plan tahunan ataupun hitungan lima tahun dari bussines plan yang sudah disepakati
bersama di masa lalu. Manakala angka psikologis akumulatif dari keseluruhan
indikator telah melewati 100 persen, maka maknanya sebuah keberhasilan telah
diraih dan akan di klaim itu adalah keberhasilan jajaran direksi dalam
mengendalikan perusahaan yang diawasi serta dinasehati para komisaris plus
tentu seluruh karyawan yang bersinergi untuk mewujudkan suatu visi dan misi
bersama. Meskipun proses pencapaian target tersebut pasti menyimpan cerita dan
mungkin usaha-usaha yang heroik demi pencapaian target, atau bisa juga malah
melakukan tindakan tidak terpuji demi pemenuhan target yang menjadi beban
masing-masing.
Bidang usaha perbankan, pasar
modal dan industri jasa keuangan lainnya akan fatsun kepada regulasi dari
otoritas yaitu Otoritas Jasa keuangan yang sudah begitu aktif menerbitkan
Peraturan atau POJK. Perusahaan perseroan terbatas tentu akan berpedoman pada
hasil RUPS tahun lalu untuk pencapaian tahun ini, yang secara teknis diatur
dalam anggaran dsar dan anggaran rumah tangga perusahaan.
Disaat kita berbicara tentang
kinerja pemerintah, maka multi dimensi ini semakin lengkap karena aneka faktor
menjadi sebuah kesatuan yang saling melengkapi untuk menguatkan sekaligus bisa
saling melemahkan. Masa pemerintahan Jokowi-JK melewati periode 2 tahun dengan
segala romantika dan gejolak rasa dari berbagai elemen bangsa. Berbicara tentang
ukuran keberhasilan dan dianalogikan dengan sebuah perusahaan berarti akan
bicara konsepsi perencanaan dari 5 tahun masa pemerintahan yang sudah tersusun
serta terinci yang dibuat oleh para pembantu presiden yang tergabung dalam
kabinet kerja khususnya oleh Bappenas dan Kantor Staf Presiden yang di gawangi
Teten Masduki.
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2014 – 2019 merupakan turunan dari RPJPN 2005 – 2025 atau
kalau di masa lalu kita semua tahu singkatan tentang GBHN yaitu garis-garis
besar haluan negara. Nah sekarang acuan untuk perencanaan nasional adalah dari
dokumen-dokumen tersebut, tetapi ada hal yang menjadi penting adalah berkaitan
dengan janji politik dari pasangan presiden dan wakil presiden yang menang di
tahun 2014 yaitu Jokowi-JK yang mengusung tentang Nawacita atau sembilan (nawa) dari harapan, agenda, keinginan (cita). Pertanyaan besarnya adalah,
apakah Nawacita dan RPJMN 2014-2019 sudah sejalan? Atau apakah semangat RPJMN
2014-2019 adalah nawacita?....
Ikhtiar sudah dilaksanakan pada
awal tahun 2016, karena dari mbah google telah mendukung pencarian data yang
menarik yaitu di bulan maret 2016 bertempat di istana negara digelar sebuah
acara Singkronisasi Pengelolaan & Pengendalian Program Prioritas Nasional,
yang intinya adalah mensinkronkan yang namanya Nawacita dengan RPJMN 2014-2019.
Lengkapnya seperti ini nich :
sumber : http://ksp.go.id/bappenas-ksp-pastikan-nawacita-jadi-acuan-rpjmn-dan-rkp/ |
Kembali ah ke kinerja
pemerintahan, saya cenderung fokus kepada bidang infrastruktur maskipun
tentunya kalau berbicara kinerja pemerintahan semua bidang bagusnya diulas. Tapi
ntar malah tidak fokus.. hehehe alasan. Infrastruktur menjadi hal yang penting
dalam menilai kinerja pemerintahan, sehingga melihat prioritas pemerintah saat
ini dengan menggenjot pembangunan infrastruktur di seluruh indonesia adalah hal
yang positif. Karena perkembangan daerah memiliki kecenderungan meningkat
manakala infrastrukturnya telah terbangun. Yang paling sederhana sebut saja
pembangunan jalan tol, pembangunan jalan nasional, bendungan, jembatan,
pembangunan jalur rel kereta api, dan pelabuhan. Terlepas bahwa pembangunan infrastruktur
yang dilakukan itu adalah kelanjutan dari pemerintahan sebelumnya, ya memang
sebuah keharusan bahwa perubahan rezim pemerintahan tetap harus dimaknai
kontinyuitas khususnya dalam pembangunan. Jikalau selesainya pas pemerintahan
saat ini dan di klaim itu keberhasilan, ya sah sah saja tetapi tetap menghargai
jasa-jasa dari pemerintahan terdahulu. Apalagi jika pembangunan infrastruktur
yang fundamental ini direncanakan, diselesaikan dan dinikmati masyarakat dalam
periode 5 tahun masa jabatan, tentu klaimnya lebih muantaabs.
Data yang ada menunjukan bahwa
dalam dua tahun pemerintahan Jokow-JK khusus di bidang infrastruktur fokus pada
1) Pembangunan jalan perbatasan di kawasan 3T (tertinggal, terluar, terdepan); 2)
Pembangunan Infrastruktur yang komprehensif menciptakan konektifitas nasional
dan pertumbuhan ekonomi; 3) Serta proyek strategis nasional infrastruktur yang
signifikan.
Mengapa pembangunan infrastruktur menjadi prioritas? Apakah bidang lain kurang prioritas? Sebuah pertanyaan ini seolah sederhana tetapi penting. Hasil diskusi dan perenungan penulis (hehehe.. lebay dikit) adalah pentingnya infrastruktur adalah sebagai sarana pemerataan peredaran barang dan jasa yang tidak berkutat atau terjebak disatu tempat, sebut saja di jakarta ibukota negara. Sekarang perputaran barang dan jasa sudah mulai merembet ke Kota Bandung dengan mudahnya akses transportasi via jalan tol Cipularang yang terasa lebih cepat dan nyaman di bandung melalui jalur jalan biasa via cianjur atau purwakarta, hasilnya perputaran barang dan jasa bejibun juga di kota bandung khususnya disaat weekend, salah satu dampaknya adalah kemacetan.
sumber : https://kerjanyata.id/ |
Mengapa pembangunan infrastruktur menjadi prioritas? Apakah bidang lain kurang prioritas? Sebuah pertanyaan ini seolah sederhana tetapi penting. Hasil diskusi dan perenungan penulis (hehehe.. lebay dikit) adalah pentingnya infrastruktur adalah sebagai sarana pemerataan peredaran barang dan jasa yang tidak berkutat atau terjebak disatu tempat, sebut saja di jakarta ibukota negara. Sekarang perputaran barang dan jasa sudah mulai merembet ke Kota Bandung dengan mudahnya akses transportasi via jalan tol Cipularang yang terasa lebih cepat dan nyaman di bandung melalui jalur jalan biasa via cianjur atau purwakarta, hasilnya perputaran barang dan jasa bejibun juga di kota bandung khususnya disaat weekend, salah satu dampaknya adalah kemacetan.
Nah supaya peredaran barang dan jasa ini yang tentunya ditandai
dengan beredarnya orang-orang didukung oleh infrastruktur yang memadai. Bicara kabupaten
di sekitar kota bandung banyak yang memiliki potensi daerah yang luar biasa,
khususnya pariwisata seperti daerah Cianjur, Subang, Kabupaten Garut,
Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, hingga pangandaran untuk wilayah jawa barat dan
dilanjutkan ke cilacap serta terus ke kota lain di Jawa Tengah. Jika saja akses
jalan tol dari kota Bandung sudah menjamah daerah kabupaten kota di Jawa Barat
maka perputaran orang, barang dan jasa atau sebut saja duit bin uang akan
semakin meluas dan efek selanjutnya adalah geliat ekonomi daerah akan semakin
kuat, benda yang diproduksi di kabupatenpun akan semakin terkenal dan order
berkelanjutan sehingga selanjutnya menjadi tambahan penghasilan bagi
masyarakat.
Ilustrasi ini juga berlaku di Pulau Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku Dan Pulau Irian yang merupakan bagian
dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga jor jorannya pemerintah pusat
untuk membangun infrastruktur di daerah perbatasan dan 8 sektor unggulan untuk
tahun 2016 dari mulai Sistem Pengelolaan Air Minum, Jalan tol, terminal,
pelabuhan, pembangunan broad band
nasional hingga bandara adalah langkah prioritas untuk pemerataan dan
peningkatan ekonomi rakyat.
Selanjutnya kembali berbicara
ukuran atau indikator penilaian kinerja pemerintahan memang menjadi sebuah hal
yang sangat rentan. Karena ada nuansa politik serta like dislike. Lembaga survey
sudah bergerak seperti SMRC (Syaiful Mujadi Research & Consulting) yang selanjutnya menjadi infografik yang
diolah laman katadata.co.id dan
menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa ‘Keyakinan Publik atas Kepemimpinan Jokowi
Meningkat’ begitupun yang ditulis oleh koran kompas tanggal 1 juni 2016 yang
mengupas tentang infrastruktur. Tetapi dengan kemajuan jaman yang semakin liar
bergerak khususnya teknologi informasi, maka informasi apapun menjadi begitu
mudah didapat tanpa filter yang memadai, sehingga keberhasilan kinerja
pemerintah dapat dilihat dari sisi yang lain akan menjadi sebatas pencitraan
saja. Hal inipun yang mendasari penulis untuk fokus kinerja pemerintah di
bidang infrastruktur karena berkorelasi terhadap indeks penilaian masyarakat.
sumber : http://katadata.co.id/infografik/2016 |
Selama
ini kita bicara indeks penilaian masyarakat adalah IPM (Indeks Pembangunan
Masyarakat) yang fokus kepada bidang Ekonomi, bidang kesehatan dan bidang
pendidikan dengan menggunakan rumus baku. Sementara bicara kinerja pemerintah
yang berhubungan dengan persepsi dan kepercayaan masyarakat adalah Indeks Pelayanan
Publik yang diinisiasi oleh kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, akan tetapi hasil dari indeks tersebut jika secara
keseluruhan se Indonesia maka hasilnya masih memerlukan waktu, kalau BPS
insyaalloh tahun depan baru publikasi karena memerlukan pendataan yang
komprehensip dan perlu waktu.
Ada lagi satu indeks lain yaitu
indeks kebahagiaan. Berdasarkan data yang dirilis oleh Jaringan Solusi
Pembangunan Berkelanjutan PBB atau UN Sustainable Development Solution Network
(UNSDSN) pada bulan maret 2016, Indonesia menempati urutan 79 dari 157 negara
di Dunia berada dibawah negara-negara di Asia Tenggara seperti Malaysia (47),
Singapura (22) dan Thailand (33). Indeks kebahagiaan ini dinilai dari beberapa
indikator yaitu kepuasan terhadap: 1) kesehatan, 2) pendidikan, 3) pekerjaan, 4) pendapatan rumah tangga, 5)
keharmonisan keluarga, 6) ketersediaan waktu luang, 7) hubungan sosial, 8)
kondisi rumah dan aset, 9) keadaan lingkungan,
dan 10) kondisi keamanan. Nah dikaitkan dengan pembangunan infrastruktur
akan berkorelasi langsung terhadap poin 7, 8, 9 dan 10 serta korelasi tidak
langsung terhadap poin penilaian lainnya.
Jika berbicara nasional maka
ilustrasi sederhana khawatir memiliki bias yang penuh makna, kita loncat saja
dan mengambil contoh Kota Bandung dengan kepemimpinan Ridwal Kamil yang fokus
kepada penataan kota khususnya pembangunan infrastruktur dan revitalisasi taman
kota. Meskipun tentu program lainpun berjalan. Tetapi prioritas pembangunan
infrastruktur inipun tentu berdasarkan kajian kemampuan anggaran dari
pemerintah Kota Bandung. Meskipun nada ketidakpuasan dari masyarakat cukup
banyak dan bertubi-tubi apalagi dengan luapan air sungai yang menggenangi
beberapa ruas utama Kota Bandung pada dua pekan lalu. Tetapi dengan pembangunan
innfrastruktur yang secara kasatmata dapat dilihat dan selanjutnya dirasakan
oleh masyarakat, perlahan tapi pasti kepercayaan dan kepuasan masyarakat akan
kehadiran pemerintah menjadi semakin tinggi, dan jika bicara indeks kebahagian masyarakat
maka penulis optimis tingkat kebahagiaann masyarakat lebih tinggi terhadap
kinerja pemerintahan di kota Bandung.
Di level pemerintah Provinsi, sebagai
contoh Jawa barat yang dipimpin Ahmad heryawan-Demizpun fokus terhadap
pembangunan infrastruktur, saat ini 14 jalan tol sedang dikerjakan, pembangunan
empat waduk, pelabuhan patimban subang dan bandara internasional Kertajati di
Kabupaten Majalengka. Khusus untuk pembangunan pelabuhan Patimban di Kabupaten
Subang akan menelan dana 43 triliun. Terdapat juga bantuan keuangan kepada
pemerintah Kabupaten/kota di Provinsi jaw barat, termasuk bantuan keuangan
untuk Kota Bandung diantaranya proyek Pedestrian Jalan 50 miliar, pembangunan
saluran air dan SOR gedebage.
Dari ilustrasi tersebut dapat
disimpulkan bahwa kinerja pemerintah dari pusat, provinsi hingga kabupaten/kota
memiliki nafas yang sama untuk mewujudkan kesehteraan masyarakat. Penulis menyoroti
bidang infrastruktur karena memiliki korelasi langsung dengan peningkatan
perekonomian masyarakat dan persepsi positif masyarakat karena dapat terlihat
secara nyata. Akan tetapi bidang lainpun tetap penting karena keberhasilan pembangunan adalah hasil dari
kesatuan gerak dari semua bidang dan semua elemen dibawah dirigen kepemimpinan
yang ada saat ini.
@andriekw gdb031116
Sumber :
http://www.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaran-pers/capaian-2-tahun-kinerja-pemerintahan-joko-widodo-jusuf-kalla-ke2janyata/
https://kerjanyata.id/
http://print.kompas.com/baca/opini/duduk-perkara/2016/06/01/Pembangunan-Infrastruktur-dan-Kesejahteraan
http://katadata.co.id/infografik/2016/04/18/publik-makin-yakin-atas-kepemimpinan-jokowi
http://ksp.go.id/bappenas-ksp-pastikan-nawacita-jadi-acuan-rpjmn-dan-rkp/
http://www.antaranews.com/berita/550412/indonesia-di-urutan-ke-79-dalam-indeks-kebahagiaan-pbb
http://www.bps.go.id/brs/view/id/1117
http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2016/05/31/infrastruktur-jadi-prioritas-14-jalan-tol-dan-proyek-raksasa-lainnya
https://juaranews.com/index.php?/berita/15494/11/06/2016/ini-dia-rencana-proyek-infrastruktur-di-jawa-barat
Very Nice !
BalasHapusFurniture Rotan Sintetis
Terima kasih...
Hapus